Salah satu persoalan utama UMKM sulit berkembang, adalah belum menguasai teknologi informasi. Kalau pun ada pelaku usaha yang bisa menguasai teknologi tersebut, jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari.
Padahal di era digitalisasi seperti saat ini, menurut Ketua Akumandiri Yogyakarta, Y Triagung Pujiantoro, pelaku usaha mau tidak mau harus bisa menguasai teknologi tersebut bila tidak ingin ketinggalan kereta.
Untuk membantu para pelaku UMKM di Yogyakarta, maka Akumandiri bekerjasama dengan BPT MSA menggelar FGD di ruang pertemuan BPR MSA, Jalan C Simanjuntak, Yogyakarta, Kamis (11/7) petang.
Kegiatan yang cukup menarik dan efektif bagi pelaku UMKM tersebut, menghadirkan pakar teknologi, pemasaran dan penataan menegemen usaha yang baik dan benar.
Bahkan penyelenggara juga menghadirkan Shopee yang siap memberikan pelatihan baik dalam menguasai teknologi informasi maupun cara pemasaran yang efektif dan akurat.
Melihat materi yang disampaikan peserta mengikuti senang, karena diskusi bersama pemangku kepentingan wirausaha di DIY diharapkan bisa mendongkrak penjualan di era digital.
Kegiatan FGD UMKM ini, lanjut Agung, sekaligus menandai Pekan Kelas UMKM yang digagas Akumandiri DIY berkolaborasi dengan BPR MSA, beberapa jadwal pelatihan yang akan dijalankan diantaranya Pelatihan Shopee.
Kemudian Pelatihan Content Creator Vobi, Pelatihan Perpajakan dan Pelatihan Perijinan dari PLUT Kabupaten Sleman. Dengan kegiatan ini, diharapkan Akumandiri DIY semakin memberi kontribusi bagi perkembangan UMKM untuk naik kelas.
“Kami hanya ingin membantu pelaku UMKM, berjualan dengan memanfaatkan teknologi informasi,” ujar Agung, panggilan akrab Y Triagung Pujiantoro.
“Agar jualan kita tetap eksis, maka pelaku UMKM harus menguasai teknologi informasi apalagi dijaman digitalisasi seperti sekarang ini,” tambah dia.
Selaku Ketua Akumandiri Yogyakarta, Agung hanya ingin memajukan UMKM yang ada diwilayahnya. Kebetulan FGD yang bekerjasama dengan BPR MSA sudah tiga kali dilakukan, diantaranya soal berternak kambing dan sekarang persoalan yang dialami UMKM.
“Bab 3 FGD ini, kami ingin membantu UMKM berkembang, bersama Shopee, Jasa Akuntan Finansial dan Perpajakan Kartika Cemerlang, Pusat Layanan Usaha Terpadu terkait legalitas usaha dan VOBI membantu memasarkan digital melalui Tiktok,” ujarnya.
“Melalui mereka kami berharap UMKM di Yogyakarta dan sekitarnya bisa makin eksis. Sejujurnya kami hanya peduli pada perkembangan UMKM, dan ini salah satu wujudnya,” tambah Agung di sela acara.
Di era digitalisasi seperti sekarang ini, UMKM mau tidak mau harus berjuang secara digital mencari dan menaikkan pasar. Sebab, lanjut dia, tidak sedikit yang masih kesulitan dan membutuhkan dukungan serta pendampingan.
“Sebab sekarang ini semua sudah serba digital, konsumennya juga gen Z dan milenial yang serba digital, penjualnya harus juga digital. Untuk itu, pelaku usaha harus bisa menguasai teknologi tersebut. Tujuan akhir kami, UMKM bisa bertahan, mampu menghadapi gempuran digital. Kami di MSA, harapannya akan bisa memunculkan produk baru sesuai kebutuhan UMKM,” katanya.
Pihaknya tidak hanya sekedar mengumpulkan dan membuat diskusi, tapi juga akan memberi pelatihan teknologi informasi kepada para pelaku usaha agar bisa membuat iklan dalam Tik-tok.
Oleh karena itu, usai FGD peserta akan mengikuti pelatihan cara membuat iklan dan bagaimana cara menawarkan barang dan produksinya yang dipandu Yogi dari Shopee Yogyakarta.
“Peesoalan utama pada UMKM sekarang ini, adalah bisa membuat produksi tapi tidak bisa membuang. Persoalan ini hampir dialami atau dirasakan oleh para pelaku usaha atau UMKM yang ada di wilayah kita,” ujar Yogi.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap produksi saudara bisa terjual. Sebab kami akan membantu dengan cara produk kalian akan kami tempatkan dihalaman depan, agar produk kalian cepat dikenal dan terjual,” tambah Yogi ahli teknologi informasi
Sumber: https://www.smol.id/news/7113112541/akumandiri-diy-siap-bantu-umkm