SEMARANG (asatu.id) – Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah (BNNP Jateng) menggandeng Assosiasi Industri Usaha Mikro Kecil dan Menenggah Indonesia (IUMKM) AKUMANDIRI Jawa Tengah menggelar pelatihan screen printing (sablon) untuk para eks pengguna narkoba.
Acara diberlangsung sejak Senin (13/3) hingga Jumat (17/3) di Rumah Damping Astama, jalan Nangka Barat I no. 2, Semarang.
“Ini merupakan bagian dari program rumah damping pasca rehabilitasi BNNP Jateng. Guna memberikan ruang untuk rekan-rekan kita setelah pasca rehabilitasi dengan tujuan memberikan kompetensi untuk masuk ke dunia kerja,” jelas Kasi Pasca Rehabilitasi BNNP Jateng, Sardiyanto, Jumat (17/3).
Masih melanjutkam, selain pelatihan sablon sebelumnya sudah dilaksanakan pelatihan wirausaha, potong rambut (barber shop), serta ternak jangkrik yang saat ini masih berjalan.
“Untuk pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan mereka (eks pengguna). Ini merupakan tahap atau periode pertama program rumah damping di tahun ini. Kedepan masih ada 4 tahap lagi,” bebernya.
Dia menerangkan, bahwa setiap tahap berjalan selama 50 hari dengan jumlah maksimal 15 orang peserta, guna memaksimalkan pelatihan yang dilaksanakan.
“Di tahap ini, terdapat 5 klien kami yang mengikuti kegiatan pelatihan sablon. Awalnya ada 7 orang, namun 2 orang sudah memiliki interaksi sosial yang bagus dan sekarang sudah bekerja,” katanya.
Dia merencanakan untuk tahap kedua akan diselenggarakan bulan April.
“Bulan April tahap pertama selesai, kalo sudah ada klien yang mendaftar kami akan langsung laksanakan tahap kedua. Selama malakukan pelatihan mereka akan mendapatkan sertifikasi guna legalitas serta menunjang kompetensi didunia kerja nanti,” imbuhnya.
Dia mengharapkan, apa yang sudah didapatkan di rumah dampimg BNNP Jateng dapat diaplikasikan.
“Kami berharap setelah keluar dari sini mereka dapat kembali bersama keluarga dan lingkungannya serta dapat diterima dengan baik, namun kami masih mendampingi mereka dengan program home visit (kunjungan kerumah),” tambahnya.
Dia berharap, agar mereka tidak kembali mengkonsumsi barang terlarang itu.
“Bagi rekan-rekan yang belum memiliki kesempatan bergabung ditahap pertama, bisa langsung ke Rumah Damping Astama. Kami akan tawarkan program-program yang kami miliki,” tutupnya.
Aditya salah satu peserta menyampaikan bahwa dia sangat tertarik dengan sablon serta ingin mengembangkan skillnya saat lulus dari Rumah Damping Astama nanti.
“Saya lebih tertarik dengan sablon karena suka dan menurut saya lebih mudah. Pengennya sih usaha tapi ngumpulin modal dulu. Saya ingin berubah ingin membanggakan orang tua. Sebisa mungkin saya proteksi diri agar bersih dari barang terlarang itu,” pungkas pria 20 tahun asal Ungaran itu.